Menu Close

LOKAKARYA PEMBELAJARAN PEMODELAN POSYANDU PEDULI WASTING DI PROVINSI NTT

UNICEF melalui Yayasan Sanggar Suara Perempuan (YSSP) menyelenggarakan Lokakarya Pembelajaran Pemodelan Posyandu Peduli Wasting di Provinsi NTT di Hotel SwissBell-Court Kupang, Rabu (28/02). Kegiatan diselenggarakan untuk menyebarkan praktik baik pelaksanaan permodelan yang dilakukan UNICEF pada kelompok sasaran orang tua/pengasuh balita di 10 posyandu sasaran. Peserta kegiatan berjumlah 84 orang, merupakan pihak-pihak terkait dari tingkat Provinsi NTT dan Kota Kupang, serta berbagai lembaga pemerintah, swasta, dan media lain.


Ha’i Raga Lawa, Nutrition Officer UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, dalam memberikan paparan kegiatan menyampaikan bahwa ada empat strategi UNICEF dalam pencegahan dan tata laksana wasting. Keempat strategi tersebut adalah layanan dasar gizi, kesehatan, air dan sanitasi; gizi ibu yang baik dan berat badan lahir normal; gizi dan diet yang aman, serta pemberian makan dan pengasuhan yang positif; serta deteksi dini perawatan anak wasting yang berisiko. Tujuan dari pelaksanaan strategi tersebut adalah memastikan tidak ada anak yang meninggal karena wasting.

Untuk itu, UNICEF menerapkan pengelolaan gizi buruk terintegrasi (PGBT) dengan memobilisasi masyarakat. Mobilisasi dilakukan untuk melakukan deteksi dini dan rujukan balita wasting, mendukung balita wasting dalam perawatan, serta mencegah balita wasting yang telah sembuh agar tidak lagi mengalami wasting.

Meski demikian, lanjut Ha’i, ada sejumlah tantangan dalam pelaksanaan program PGBT. Tantangan-tantangan tersebut adalah:
 1.   Anak wasting terlambat ditemukan dan dirujuk;
 2.  Tidak semua anak gizi buruk mendapatkan perawatan;
 3.  Masih banyak anak gizi buruk yang terhenti perawatannya sebelum mencapai gizi baik;
 4.  Masih banyak anak gizi buruk yang sembuh jatuh kembali menjadi gizi buruk.

Menjawab tantangan tersebut, inovasi yang dilahirkan dalam mobilisasi masyarakat antara lain pemberdayaan LiLA keluarga, PAUD Peduli Wasting, dan Obrolan Gizi Buruk.

Melalui LiLA Keluarga, keluarga diberdayakan untuk melakukan deteksi dini dan rujukan balita wasting. Lewat PAUD Peduli Wasting, kapasitas guru-guru PAUD dikuatkan dalam melakukan deteksi dini dan rujukan balita wasting, serta fasilitasi kelas pengasuhan wasting. Sementara itu, Obrolan Gizi Buruk berbasis aplikasi WhatsApp (chatbot) langsung ke nomor akub WhatsApp Ayo Sehat Kemenkes RI (0812-7788-9912).

Selain itu, dilakukan pula model pendekatan kader posyandu peduli wasting, yang modelnya baru dilakukan di NTT & NTB, sebelum dipresentasikan ke Kemenkes RI untuk dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Melalui pendekatan ini, kader posyandu mendukung pencegahan dan tata laksana wasting dengan melakukan deteksi dini dan rujukan balita wasting, memberikan dukungan untuk balita gizi buruk dalam perawatan, serta memberikan dukungan untuk keluarga balita gizi buruk yang telah sembuh agar tidak mengalami gizi buruk lagi.

Sebagai strategi, pendekatan kader posyandu peduli wasting dijalankan melalui pengembangan materi pelatihan dan alat bantu kader posyandu, pelatihan interaktif kader posyandu, pendampingan dan supervisi, serta dokumentasi untuk kebijakan perluasan berbasis bukti. Di Kota Kupang, baru posyandu-posyandu di kecamatan Kelapa Lima yang dijadikan contoh permodelan ini, dengan 10 posyandu, dan lima kader dari masing-masing posyandu tersebut.

Dari instansi Pemprov NTT, Perangkat Daerah yang diundang menjadi peserta kegiatan adalah Bappelitbangda Provinsi NTT, Dinkesdukcapil Provinsi NTT, Dinas PMD Provinsi NTT, DP3A Provinsi NTT, Dinas Sosial Provinsi NTT, serta Dinas Kominfo Provinsi NTT.

Penulis: Mario F. Lawi
Editor: Sylvia C. Francis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *