KUPANG — Memasuki hari terakhir dalam rundown acara Rakor TP PKK Provinsi NTT, para peserta membuka kegiatan hari ini dengan melakukan visitasi ke Kantor Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bertempat di Jalan Polisi Militer, nomor 9, Oebobo, Kota Kupang (Sabtu, 30/08/2025).
Peserta dalam kegiatan kunjungan lapangan ini terdiri dari Ketua TP PKK Provinsi NTT, Mindriyati Astiningsih Laka Lena, Staf Ahli TP PKK, Ketua dan pengurus TP PKK Kabupaten/Kota se-NTT. Selain kantor PKK, para peserta juga melakukan visitasi ke beberapa tempat, diantaranya, Taman Bacaan Masyarakat Generasi Emas (TBM Gemas), NTT Mart, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Provinsi NTT, dan Dapur Flobamorata.
Rangkaian kegiatan visitasi dimaksudkan untuk memperkenalkan sekaligus mendukung tempat-tempat yang mendukung program Pemerintah Provinsi NTT. “Kegiatan visitasi ini dimaksudkan agar teman-teman, peserta rakor memiliki pengalaman berbelanja lokasi-lokasi yang mendukung program Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, yakni gerakan beli NTT”, ungkap Ketua Panitia Rakor TP PKK, Jefry Handre Aryandra.



Dalam penyampaian selanjutnya, Jefry menambahkan bahwa harapan dari kegiatan visitasi ini, para peserta dapat menjadi figur pendukung dalam berkolaborasi dengan pelaku UMKM khususnya pengolahan produk lokal untuk dipasarkan di setiap daerah masing-masing untuk mengsukseskan program gerakan beli NTT.
Setelah rangkaian visitasi, peserta Rakor TP PKK dibekali dengan beberapa materi edukatif melalui Sosialisasi dan Talkshow, kegiatan ini berlokasi di tiga tempat dengan menghadirkan narasumber berkompeten. Bertempat di Aula Cendana Wangi Poltekkes Negeri Kupang dengan MC Ronald Raya, S.KM, M.Kes dan dimoderasi oleh Dr.apt Ni Nyoman Yuliani, S.Si,S.Farm dengan nara sumber oleh dr. Evlina Suzanna, SpPA dan Regina Maria Boro, DCN,M.Kes serta pesertanya adalah para mahasiswa/mahasiswi dan dosen.

Selanjutnya, lokasi kedua bertempat di Aula Rumah Jabatan bersama dr. Demak Tobing, SpPK dan Annisa Suhada,SGz (Anggota Persatuan Ahli Gizi Indonesia) untuk pengurus TP PKK yang dimoderasi oleh dr.Maria V. Ivonny D.Ray, M.Kes. Lokasi ketiga bertempat di Aula Eltari, di sini panitia menggelar acara Talkshow Perempuan Merdeka Kesehatan bertema “Merdeka dari Kanker”, dengan MC Joyce John Mesach, S.Sos, MM. Dalam talkshow ini, sesi pertama diisi oleh perwakilan dari Bank Indonesia (BI) dan Bank Mandiri. Keduanya memberikan sosialisasi mengenai mata uang Rupiah. Mereka mengedukasi peserta tentang pentingnya “Cinta Rupiah” sebagai wujud cinta tanah air. Setelah sosialisasi, Duta Rupiah Flobamorata memperagakan cara mengenali karakteristik dan desain Rupiah, serta cara memperlakukan uang dengan tepat.
Selain itu, hadir pula perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan yang menyampaikan sosialisasi tentang Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Materi yang dibahas mencakup manfaat bagi peserta, baik pekerja formal maupun informal. BPJS Ketenagakerjaan juga menjelaskan perlindungan yang diberikan, seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Pensiun (JP). Sosialisasi ini menekankan pentingnya jaminan sosial sebagai bentuk perlindungan dari risiko kerja dan untuk masa depan keluarga pekerja.


Sesi kedua dari talkshow menghadirkan tiga narasumber ahli: Prof. Dr. dr. Noorwati, Sp. PD KHOM, Dr. Laurens Paulus, SP. OG, dan Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum. Sesi ini dimoderasi oleh Dr. dr. Nicholas Handoyo, M.Med.Ed., dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana (Undana). Prof. Noorwati, ahli paru dari Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta, menjelaskan berbagai aspek terkait kanker. Beliau memaparkan definisi kanker, penyebabnya, hal-hal yang perlu diwaspadai, cara pencegahan, serta memotivasi audiens untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini.


Sementara itu, Dr. Laurens Paulus menyampaikan materi bertajuk “Road to Zero HPV/Kanker Serviks”. Beliau menjelaskan cara mengenal kanker serviks dan menekankan bahwa penyakit ini tidak terjadi tiba-tiba, melainkan dipicu oleh luka dan virus. Menurutnya, hal ini bisa dicegah. Berdasarkan data WHO, angka kejadian kanker serviks di Indonesia masih tinggi, terutama pada usia reproduktif. Oleh karena itu, Dr. Laurens menilai bahwa program vaksinasi untuk anak sekolah yang dicanangkan oleh Walikota merupakan langkah yang sangat baik dan berkontribusi signifikan terhadap pencegahan dini.
Selanjutnya beliau menyebutkan bahwa di NTT belum punya radio terapi, ini yang harus diperjuangkan berada di RS Ben Boi. Data epidemiologi yaitu 660.000 kasus kanker serviks baru/tahun (dunia). 36.964 kasus kanker serviks baru/tahun (Indonesia). 350.000 kasus kematian/tahun (dunia). 20.708 kasus kematian/tahun (Indonesia). Target WHO 2030: Strategi eliminasi kanker serviks yaitu 90% anak perempuan usia dibawah 15 tahun untuk vaksinasi HPV lengkap. 70% usia 30-49 tahun harus menjalani skrining tes HPV DNA minimal 2x seumur hidup. 90% yang terdiagnosis lesi pra kanker. Kanker rahim adalah kanker yang dapat dicegah dengan skrining seperti pap smear. Vaksin sangat dibutuhkan agar 80% orang dapat terhindar dari infeksi. Tahun 2023-2024 NTT belum masuk dalam target Kemenkes RI. Hal ini menjadi perhatian serius untuk NTT dapat memafaatkan tes IVA telah dijadwalkan dapat ditindaklanjuti dengan baik, karena data menunjukkan belum ada progres yang baik.


Pembicara ketiga oleh Dr.dr.Tan menjelaskan tentang bagaimana agar kita dapat hidup sehat, dan akses pelayanan kesehatan. Bukan hanya kuratif, tapi promotif dan preventif, namun yang lebih penting adalah lingkungan yang sehat dan perilaku. Data menunjukkan bahwa orang NTT banyak yang menikah muda. Salah satu resiko yg berkontribusi besar terhadap resiko kanker. Perilaku makan, Hidup Bersih dan Sehat. Pola makan yang sehat. Beliau memberikan Buku yang berjudul “Mari kita makan lagi” , dimana isi buku tersebut membahas tentang keberagaman makanan yang berasal dari NTT. “Ubahlah gaya hidup bukan untuk rehabilitasi, regenerasi. Jenis penanganan melalui kemo preventif, kemo terapi dan kemo paliatif. Orang dengan komorbid dalam penyakit kanker, disini stop dengan medsos karena tidak akan tertolong, itu sangat tidak masuk akal”, ujarnya.


“Akibat konsumsi lemak berlebih yaitu kegemukan, kerusakan dinding pembuluh darah segala akibatnya hipertensi, stroke dan penyakit jantung. Kantung empedu bermasalah terbentuk baru, penebalan dinding, kolesterol tinggi dan kemungkinan kanker meningkat, terutama payudara dan usus besar akibat lemak jenuh terdapat produk proses seperti sosis, kalengan, burger, dsb. Karbohidrat yang baik adalah bukan Rafinasi, tetapi masih kaya antioksidan yang berasal sayur dan buah, dimana karbo, lambat dicerna jadi gula dan kaya akan serat. Protein yang baik terutama berada Indonesia dan NTT terkenal dengan ikan yang sangat enak. Percikan lemak sehat yaitu ikan laut dalam, telur, kelapa, kemiri, kacang-kacangan dan alpukat.Kita menukar kekayaan dengan kemunduran dengan hal-hal yang tidak sehat. Kita mempunyai konsep preventif ‘isi piringku’, sangat baik untuk dipraktekkan”, lanjut beliau.
Ketua TP PKK Provinsi NTT, Mindriyati Astiningsih Laka Lena, dalam sambutan diakhir acara talkshow, menyampaikan pentingnya membahas serta mengedukasi peserta Rakor TP PKK terkait penyakit kanker. Hal ini didasarkan pada data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT bahwa penderita kanker di Provinsi Nusa Tenggara Timur selama tiga tahun terakhir terus mengalami pengingkatan. Pada tahun 2022 terdapat 41 orang, tahun 2023 terdapat 81 orang dan tahun 2024 berjumlah 80 orang.

“Maka dari itu perlunya kolaborasi dan kerja sama antar pihak menjadi jembatan yang kokoh dan panjang untuk menjangkau masyarakat; untuk menjangkau keluarga-keluarga di Kabupaten/Kota; sehingga perempuan-perempuan NTT lebih mau peduli terhadap kesehatan diri sendiri dengan mengutamakan upaya pencegahan dan deteksi dini”, ungkap Asti selanjutnya. Beliau juga menegaskan akan menyampaikan hasil rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah, salah satunya yaitu gerakan untuk melakukan tes IVA di seluruh fasilitas kesehatan kepada masyarakat.
Rakor TP PKK Provinsi NTT tahun ini membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan tidak hanya sebatas peran domestik, tetapi juga mencakup peran strategis dalam bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi fondasi kuat bagi terwujudnya masyarakat NTT yang mandiri, sehat, dan sejahtera.
Penulis : Adolf Naikofi
Editor : Ita Kana